Suatu karya ilmiah (scientific paper)
adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil
penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan.
1.Hakikat Karya Ilmiah
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah, antara lain untuk
menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan
gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk
menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian.
Karya ilmiah
merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan
masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan
menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau
bukti-bukti empirik.
Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan
penelitian, makalah seminar atau simposium , artikel jurnal, yang pada
dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data,
simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut
dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan
penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai
rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu
pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk
meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan
berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas
wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang
terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.
2. Ciri Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a.Struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari
bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian
penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti
merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri
dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan
pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan
tersebut.
b. Komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun
semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan
daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan
adanya abstrak.
c. Sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan
dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan
bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
d.Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang
tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif
dengan struktur yang baku.
3. Jenis – jenis Karya Ilmiah
Adapun jenis – jenis karya ilmiah, yaitu :
a.Skripsi
Skripsi adalah
karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan
gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang
lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik
berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di
laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan
metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa
penemuan baru.
b. Tesis
Tesis adalah
jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam
dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan
pascasarjana. Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan
istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai
bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri —sekalipun dipandu dosen
pembimbing— menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama
dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri.
c.Disertasi
Disertasi
ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis
mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan
analisis terinci. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan
baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai
cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.
4. Sikap Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah ada 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
b. Sikap kritis. Sikap
kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin
berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding
kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan
sebagainya.
c. Sikap terbuka.
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat,
argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya
pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak
diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
d.Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
e. Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap
menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan
sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan
memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
f. Sikap berani mempertahankan kebenaran.
Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan
lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan
teori atau dalil yang ada.
g. Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.
5. Kesalahan dalam penulisan Karya Ilmiah
Rata-rata
kesalahan penulisan karya ilmiah yang menghambat penyelesaiannya adakan
dikarenakan ‘tidak konsisten’ dalam penulisan. Bentuk ketidak konsisten
itu menyangkut banyak hal, dapat berupa diksi, teknik mengutip, atau
bahkan alur berpikir sendiri.
Berbagai kendala yang jumpai dalam proses penulisan penelitian ilmiah adalah sebagai berikut :
• salah mengerti audience atau pembaca tulisannya,
• salah dalam menyusun struktur pelaporan,
• salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat),
• salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan,
• penggunaan Bahasa Indonesia yang belum baik dan benar,
• tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan seenaknya sendiri),
• tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang berubah-ubah).
Perbedaan Karya Ilmiah dengan Nonilmiah
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah
yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis.
Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan
karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut,
hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun
nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya
memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
Pertama, karya
ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual
objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan
objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan
atau observasi.
Kedua,
karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan
masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah
yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah
dan penentuan strategi.
Ketiga,
dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah.
Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan
karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli
bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Selain karya
ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga
karangan yang berbentuk semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa
membedakan dengan tegas antara karangan semiilmiah ini dengan karangan
ilmiah dan nonilmiah.
Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa
karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan
nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi
karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam
di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu
teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan
semiilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada
istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika
penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan
kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah
agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan
ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat
pada karangan semiilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan
ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang
tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis,
disertasi; yang tergolong karangan semiilmiah antara lain artikel,
feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah
anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan
naskah drama.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara
penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan
nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat
subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal
dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.
Karya nonilmiah bersifat :
(1) emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi,
(2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative,
(3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
(4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Sumber :
http://anugrahbumi.wordpress.com/2010/03/24/karya-ilmiah-hakikat-ciri-jenis-sikap-dan-kesalahannya
http://daudp65.byethost4.com/mki/mki7.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar