Minggu, 07 Oktober 2012

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN



Keberhasilan sebuah iklan tidak terlepas dari pesan bintang iklan dalammempromosikan sebuah merek produk, terutama bila iklan tersebut ditayangkanmelalui media televisi. Penggunaan bintang iklan dalam sebuah iklan di televisimerupakan alternatif strategi yang tepat untuk memperkenalkan produk kepadakonsumen.Selebriti yaitu pribadi (bintang film, penghibur, atau atlet) yang dikenaloleh masyarakat karena kemampuannya dalam bidang tertentu yang dapat mendukung produk yang diiklankan. Selebriti dapat digunakan sebagai alat yang cepat untuk mewakili segmen pasar yang dibidik.

Endorser sering juga disebut sebagai direct source (sumber langsung) yaitu seorang pembicara yang mengantarkan sebuah pesan dan ataumemperagakan sebuah produk atau jasa. Endorser juga diartikan sebagai orang yang dipilih mewakili imej sebuah produk (product image). Menurut Hardiman dalam Heruwati biasanya dari kalangan tokoh masyarakat memiliki karakter menonjol dan daya tarik yang kuat. Maka keahlian yang dimiliki selebriti dengan merek produk yang diiklankan haruslah relevan

·         Faktor-faktor yang harus dimiliki oleh selebriti dalam menarik minat beli konsumen yaitu daya tarik (attractiveness),dapat dipercaya (trustworhiness), dan keahlian (expertise).

a.    Attractiveness

Daya tarik meliputi keramahan, menyenangkan, fisik, dan pekerjaansebagai beberapa dimensi penting dari konsep daya tarik. Ada dua halpenting dalam penggunaan selebriti jika dihubungkan dengan daya tarik,pertama adalah tingkat disukai penonton (likeability) dan yang keduaadalah tingkat kesamaan dengan kepribadian yang diinginkan oleh pengguna produk (similarity), dimana keduanya tidak dapat dipisahkandan harus saling berdampingan.

b.    Trustworthiness

kepercayaan mengacu pada kejujuran, integritas dandapat dipercayainya seorang pendukung. Seringkali seorang pendukungtertentu dianggap dapat sangat dipercaya padahal bukan orang yang ahlidibidangnya. Keadaan dipercayanya seorang pendukung tergantung padapersepsi khalayak akan motivasi dukungannya. Para pemasang iklanmemanfaatkan nilai kepercayaan dengan memilih para pendukung yangsecara luas dipandang jujur, dapat dipercaya, dan dapat diandalkan 

c.    Expertise

Keahlian mengacu pada pengetahuan, pengalaman, atau ketrampilan yangdimiliki seorang pendukung yang berhubungan dengan topik iklannya.

Contoh :

      Iklan yang paling menonjol peranan selebriti dalam mengiklankan suatu produk adalah salah satunya iklan shampoo, biasanya perusahaan memakai selebriti yang memang terlihat menarik untuk mengiklankan atau mempromosikan produk shampoo nya, dan yang bisa menyakinkan konsumen atau pentonton televisi agar memutuskan untuk membeli produk tersebut. Sebagai contoh, jika bintang iklan yang mempromosikan memiliki rambut yang indah pasti para konsumen akan mempercayai atau setidaknya memiliki persepsi yang baik tentang iklan tersebut. Kemungkinan akan mencoba produk yang diiklankan, karena sang artis memiliki sisi Trustworthiness. Kesimpulannya adalah selebriti memiliki peranan yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian suatu produk, besar maupun kecil pengaruhnya.

 

 

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN


PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN
 

a.    DEFINISI

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.  Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.  Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

b.    PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN

Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni :
  1. Pengenalan masalah (problem recognition).  Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.  
  2. Pencarian informasi (information source).  Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi.  Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).  
  3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).  Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.  
  4. Keputusan pembelian (purchase decision).  Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.  Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
  5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya.  Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen.  Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.

c.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN

Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:

  1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
  2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
  3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
  4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

d.    MODEL PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Secara umum ada tiga cara/model analisis pengambilan keputusan konsumen,yakni:

1.      Economic Models, pengambilan keputusan diambil berdasarkan alas an ekonomis dan bersifat lebih rasional.

2.      Psychological models, diambil lebih banyak akrena lasan psikoligs dan sejumlah faktos sosilogis seperti pengaruh keluarga dan budaya

3.      Consumer behaviour models. Model yang umumnya diambil kebanyakan konsumen
e.    TIPE PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen akan mencakup pertimbangan berbagai aspek. Pada umumnya konsentrasi pemasaran lebih diarahkan pada keputusan tentang pemilihan alternatif terhadap merk produk tertentu. Walaupun demikian, ini bukan berarti bahwa keputusan pembelian akan di tentukan oelh keupurusan merk individual saja. Harus juga diingat bahwa konsumen mengambil keputusan untuk membeli didasarkan atas suatu hierarki proses.
Di dalam proses penetuan alternatif keputusan pada setiap hierarki, seorang konsumen juga menentukan sumbert informasi yang akan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Beberapa sumber informasi yang dapat dipergunakan oleh konsumen antar lain: dealer, keluarga, teman, dan, media massa
·         Faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen
1.Konsumen Individu
Pilihan merek dipengaruhi oleh :
(1). Kebutuhan konsumen,
(2). Persepsi atas karakteristik merek, dan
(3).Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.
2.Pengaruh Lingkungan
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh (1). Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), (2). Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), (3). Grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan (4). Faktor menentukan yang situasional ( situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).
3.Marketing strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah Barang, Harga, Periklanan, dan distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi.
F. TIPE PROSES PEMBELIAN OLEH KONSUMEN
1. Proses “ Complex Decision Making “

terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi.

2. Proses “ Brand Loyalty “

Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan 

Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak terlibat atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan barangnya adalah tipe pengambilan keputusan terbatas dan proses inertia.

 3.Proses “ Limited Decision Making”

Konsumen kadang-kadang mengambil keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan kepentingan yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk tersebut.

4.Proses “ Inertia “
Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek.

 

SUMBER:



http://consumerbehaviour.blogsome.com/2007/09/07/model-pengambilan-keputusan/

 

 

SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI


A.   SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI

                      I.        DEFINISI SEGMENTASI PASAR

Segmentasi pasar adalah pembagian suatu pasar yang heterogen kedalam satuan-satuan pembeli yang homogen, dimana kepada setiap satuan pembeli yang homogen tersebut dijadikan sasaran pasar yang dicapai dengan marketing mix tersendiri. Dengan demikian yang semula pasarnya satu dan luas,kemudian dibagi-bagi atau disegmentasi oleh pemasar menjadi beberapa bagian pasar yang sifatnya homogen. Homogenitas pasar tersebut dicari dan ditentukan sendiri oleh pihak pemasar. Dengan kata lain, Segmentasi pasar adalah cara yang efektif untuk meningkatkan efektivitas pemasaran Anda, dibandingkan jika Anda melakukan pemasasaran dengan cara yang sama untuk seluruh target pasar Anda.

                    II.        DEFINISI SEGMENTASI PASAR MENURUT BEBERAPA TOKOH

1.    Swastha & Handoko (1997)

segmentasi pasar diartikan sebagai kegiatan membagi–bagi pasar atau market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.

2.    Pride & Ferrel (1995)

segmentasi pasar diartikan sebagai suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli. Di lain pihak Pride & Ferrel mendefinisikan segmentasi pasar juga sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.

3.    Kotler (2005)

Segmentasi pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama.

                   III.        MANFAAT SEGMENTASI PASAR

1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2. Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.

Menurut Gitosudarmo (2000) menambahkan manfaat segmentasi pasar ini, sebagai berikut:
1. Dapat membedakan antara segmen yang satu dengan segmen lainnya.
2. Dapat digunakan untuk mengetahui sifat masing-masing segmen.
3. Dapat digunakan untuk mencari segmen mana yang potensinya paling besar.
4. Dapat digunakan untuk memilih segmen mana yang akan dijadikan pasar sasaran.

                  IV.        KELEMAHAN SEGMENTASI PASAR
1. Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih pendek.
2. Biaya penelitian/ riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan macam segmen pasar yang ditetapkan.
3. Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak menyediakan diskon.
4. Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa.
Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama produsen untuk produk dan segmen yang sam 

                   V.        HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKUKAN SEGMENTASI PASAR

Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda.

Berikut adalah faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan untuk melakukan segmentasi pasar :

1.    Variabel-Variabel Segmentasi
Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan suatu rencana strategis pemasaran. Salah satu dimensi yang dipandang memiliki peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar adalah variabel-variabel yang terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab ituperlu dipelajari
Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi sebagai berikut:
1.Segmentasi Geografi
Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan.

2. Segmentasi Demografi
Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan
misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina
3. Segmentasi Psikografi
Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:
a. Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah.
b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya.
c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.
4. Segmentasi Tingkah Laku
Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.

                  VI.        KRITERIA SEGMENTASI PASAR

Segmentasi pasar sebagai landasan untuk menentukan strategi marketing harus memiliki kriteria sebagai berikut:

a.    Mudah diakses

Dapatkah Anda mencapai segmen melalui biaya komunikasi yang efektif dan praktis termasuk alur distribusi?

b.    Terukur

Dapatkah Anda memperkirakan ukuran segmen sehingga Anda dapat mengalokasikan sesuai anggaran pemasaran? 

c.    Substansial

Apakah segmentasinya besar dan cukup tahan lama untuk membenarkan kegiatan pemasaran sendiri?

d.    Layak

Dapatkah orang-orang dalam segmen membeli produk Anda dan mereka melihat keuntungan yang jelas dan diinginkan dibandingkan dengan produk lainnya atau jasa?

                 VII.        TAHAPAN SEGMENTASI PASAR

Terdapat tiga tahapan yang umumnya dilakukan oleh perusahaan dalam melaksanakan segmentasi pasar, yaitu:

                              1. Tahap survey

yaitu peneliti melakukan wawancara dan pengamatan. Wawancara dilakukan untuk mencari penjelasan, sedangkan pengamatan dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang motivasi, sikap dan perilaku konsumen. Dengan menggunakan hasil temuan ini, peneliti menyiapkan lembaran kuesioner untuk pengumpulan data tentang:

a. Atribut produk,

b. Kesadaran merek,

c. Pola-pola pemakaian produk,

d. Sikap terhadap kategori produk,

e. Demografis, geografis, psikografis.

2.    Tahap analisa

yakni peneliti mengolah data dengan analisa faktor untuk membuang variabel yang berkorelasi tinggi. Kemudian peneliti menerapkan analisa kelompok untuk menghasilkan segmen yang berbeda secara maksimum.

3.    Tahap pembentukan

yakni tiap kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan sikap, perilaku, demografis, psikografis. Tiap segmen diberi nama sesuai dengan sifat–sifat dominan yang membedakannya.

               VIII.POLA SEGMENTASI PASAR

Untuk mengidentifikasai preferensi segmen ada tiga pola segmentasi pasar yang dapat digunakan (Kotler,2003). Pola tersebut adalah:

Homogeneus preference (preferensi homogen)

Homogeneus preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang sama terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

Diffused preference (preferensi yang menyebar)

Diffused preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang beragam terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan

Clustered preference (preferensi yang mengelompok)

Clustered preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang berkelompok-kelompok. Dimana konsumen yang berada dalam satu kelompok memiliki kesamaan preferensi

                  IX.  TARGET PASAR

Dalam menetapkan target market perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola, dapat dijelaskan sebagai Berikut :

1.
Single Segment Concentration

Single Segment Concentration maksudnya adalah perusahaan dapat memilih satu segmen saja. Perusahaan lebih bisa mencapai posisi yang kuat disatu segmen, dengan pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga bisa diperoleh keuntungan. Namun, konsentrasi di satu segmen mempunyai potensi resiko yang cukup besar, sehingga alasan inilah yang mendasari perusahaan untuk memilih.

          2. Selective Specialization

          Selective Specialization maksudnya adalah perusahaan menyeleksi beberapa            segmen. Segmen yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau
          membentuk sinergi, tetapi masing – masing segmen menjanjikan uang.
         Strategi ini lebih dipilih oleh perusahaan untuk menghindari kerugian, walaupun
         salah satu segmennya tidak produktif, tetapi perusahaan tetap memperoleh
         pendapatan.

         3. Product Specialization

         Product Specialization maksudnya perusahaan berkonsentrasi membuat
         produk khusus atau tertentu. Melalui cara ini, perusahaan membangun reputasi
         yang kuat di produk yang spesifik. Namun resikonya tetap ada, yaitu apabila
         terjadi kekurangan bahan untuk pembuatan produknya.

        4. Market Specialization

        Market Specialization maksudnya adalah perusahaan berkonsentrasi melayani
        berbagai kebutuhan dalam kelompok tertentu. Perusahaan memperoleh
        reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua produk baru yang
        dibutuhkan dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko akan kerugian
        akan timbul apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau kebutuhannya
 
        5. Full Market Coverage

       Full Market Coverage maksudnya adalah perusahaan berusaha melayani semua
       kelompok dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya perusahaan besar
      yang bisa melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen, pemasar
      dapat melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan daripada
     tidak melakukan diferensiasi, namun diferensiasi dapat meningkatkan biaya
     perusahaan. Secara umum, hal ini tetap akan bermanfaat khususnya apabila
    dikaitkan dengan strategy profitability, namun demikian perusahaan sebaiknya
     berhati – hati agar tidak terjadi over segmenting. Biaya yang diperkirakan adalah
     Product modification cost, manufacturing cost, administrative cost, inventory cost,
     dan promotion cost.

                   X.        ANALISIS DEMOGRAFI

Analisis demografi dapat menunjuk masyarakat secara keseluruhan atau masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu, yang didasarkan kelompok tertentu, yang didasarkan kriteria pendidikan, kriteria pendidikan, kewarganegaraan, agama,.etnisitas tertentu.


SUMBER:

Belajarmanajemen.com